Minggu, 14 Agustus 2011

Bias Cinta Terkikis



Mentari pagi masih belum berani menampakkan sayapnya. Ibu sudah bangun pagi dan melakukan rutinitas pagi selayaknya ibu rumah tangga seperti biasanya. Hari ini masih hari libur panjang, rutinitas bersekolah yang biasanya ku benci kali ini malah aku benar-benar merindukannya. Maklumlah liburnya panjang benar. Aku baru kelas 1 SMA. Itu aja aku belum masuk sekolah alias baru diterima di SMA.

Surprise


Aku adalah seorang pemuda lulusan Sma, tapi tidak bisa meneruskan kuliah karena alasan biaya. Keluargaku tergolong keluarga miskin. Awalnya aku tinggal di Semarang sama ortu sama adiku yang perempuan. Sekedar info saja adik perempuanku bukanlah adik kandung, dia diambil dari panti asuhan ketika masih masih bayi dan langsung diadopsi oleh orang tuaku. Keluarga kami tergolong keluarga pas-pasan dikarenakan ayah yang hanya buruh serabutan.

Barangkali kisah yang diadaptasi dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan inspirasi.

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.Anak- anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.